London, June 15, 2022 – GIPA sangat senang menyelenggarakan Indonesia – UK Fintech (Teknologi Keuangan) Roundtable 2022 di Allen & Overy London HQ, One Bishops Square pada 2:45 pm. Para figur penting dalam dunia business berkumpul untuk menelaah peluang perluasan ekonomi digital di Indonesia melalui fintech.
Tujuan dari forum ini adalah memberikan gambaran terbaru tentang fintech di Indonesia dan menghubungkan para pemain kunci tech Indonesia dan Inggris (serta fintech) untuk memajukan agenda G20 Indonesia. Forum ini diikuti dengan resepsi networking untuk para peserta.
Highlights:
Steven Marcelino, Ketua GIPA, memulai pertemuan dengan sambutan dari Harun Reksodiputro (Managing Partner Allen & Overy Indonesia) dan sambutan pembukaan dari Pandu Sjahrir (Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan ShopeePay). Bapak Sjahrir menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia mengalami kenaikan sebesar 5.3% meskipun inflasi negara sedang naik 2%. Faktor utama yang menyebabkan perkembangan ini adalah ekonomi digital (seperti belanja online dan transfer uang secara e-banking) atau transaksi online yang selama pandemi makin melonjak pesat.
Remark-remark tersebut diikuti oleh penyampaian oleh kedua Chris Wilford (Direktur Kebijakan Jasa Keuangan di Confederation British Industries (atau CBI)) dan Budi Gandasoebrata (Sekretaris Jenderal AFTECH dan Managing Director GoTo Financial) masing-masing. Direktur Kebijakan Jasa Keuangan di CBI menyatakan bahwa CBI mewakili sepertiga dari sektor swasta Inggris dan industri fintech yang bernilai 11,6 miliar dollar AS. Selama 10 tahun terakhir, Inggris mengalami revolusi fintech dalam bidang pekerjaan, inovasi, dan peluang perdagangan global yang lebih besar untuk tahun-tahun mendatang.
Dari sisi kiri ke kanan: Steven Marcelino, Budi Gandasoebrata dan Chris Wilford megang Fintech Indonesia’s Annual Members’ Survey dari 2021
Mr. Gandasoebrata, (Sekretaris Jenderal AFTECH dan Managing Director GoTo Financial) memberikan sebuah presentasi mengenai peran AFTECH dalam perkembangan industri fintech di Indonesia. Beberapa poin penting yang diperbincangkan adalah:
Peningkatan lebih dari 30 kali dari jumlah transaksi e-transfer dari 2017 hingga Maret 2022,
Peningkatan sebanyak 50.000 pemberi pinjaman dan 5 juta peminjam di industri fintech lokal dari Desember 2021 hingga Maret 2022,
59% pengguna fintech berada pada segmen pendapatan rendah hingga menengah (5 hingga 15 juta IDR).
Fakta ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki industri fintech terbesar di wilayah Asia Pasifik dan industri ini sangan membantu dalam memulihkan ekonomi negara.
AFTECH berperan sebagai penjaga perkembangan fintech dengan menjembatani semua integrasi vertikal fintech di seluruh Indonesia “melalui inovasi keuangan digital” dan membangun kebijakan publik lokal, kolaborasi masyarakat, literasi digital dan modal pengetahuan di bidang ini. Mr. Gandasoebrata menyatakan bahwa pembangunan modal pengetahuan adalah langkah penting untuk mengurangi risiko serangan cyber, penipuan money laundering dan pendanaan terorisme. Prioritas utama AFTECH untuk sisa tahun ini adalah melanjutkan kerja sama dengan regulator dalam mengembangkan kebijakan fintech dan membangun kerjasama strategis dengan mitra lokal dan global untuk meningkatkan talenta fintech (melalui magang di universitas dan mentorship dengan pekerja teknologi yang berpengalaman) serta kapasitas pengetahuan pendukung di seluruh Indonesia.
Dari sisi kiri ke kanan: Harun Reksodiputro, Fajrin Rasyid and Pandu Sjahrir di B20 Networking Reception
Acara ditutup dengan sebuah sesi Q&A yang diikuti oleh sebuah resepsi jaringan B20 Indonesia. Resepsinya disambut oleh Harun Reksodiputro, dengan pidato pembukaan oleh Fajrin Rasyid (Wakil Ketua Tim Digitasi B20 Indonesia), sambutan oleh Pandu Sjahrir dan Natalie Black (Komisaris Dagang untuk Asia Pasifik).
Global Indonesian Professionals Association adalah organisasi nonprofit yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia Tanah Air, serta hubungan investasi dengan negara asing. GIPA mewakilkan 2,500 profesional dan eksekutif Indonesia yang bekerja di seluruh dunia dalam 8 sektor penting, yaitu Layanan Finansial, Kesehatan dan Medis, Teknologi, Layanan Profesional, Pemerintahan, Produk dan Logistik, Infrastruktur dan Sumber Daya, serta Media dan Komunikasi. Saat ini, GIPA memiliki 3 pusat di Jakarta, Indonesia; London, United Kingdom; dan San Francisco, Amerika Serikat.
Keep in touch
Don't be a stranger and stay tuned for our upcoming activities